29 Jan 2013 | By: Unknown

menelusuri kota jogja dan mendengar cerita




         Jogja begitu orang memangil kota ini, kota dengan julukan kota pelajar dengan seni dan budaya jawa yang masih terjaga dengan baik, keramah tamahan orang jogja begitu memikat untuk aku meginjakan kaki serta melihat budaya jawa. Ya, saya sendiri juga orang jawa yang ingin tahu keraton sambil bertamasya di jogja, aku sampai di jogja senin jam 23:19 di terminal jogja yang peletakan batu pertamanya tahun 2002. kaki langsung aku langkahkan ke arah malioboro untuk sekedar cari jahe susu dan nasi kucing, penawaran jasa ojek dari pak.sarto mengurungkan aku untuk berjalan karna jarak  yang di tempuh begitu jauh, sesampainya di malioboro aku langsung makan nasi kucing makannan yang  jadi ciri khas orang jogja.

          Nasi kucing ialah nasi dengan menu yang sederhana dan murah pastinya, lanjut aku ke penginapan dekat tempat saya menyantap nasi kucing dengan harga yang bisa dibilang pas untuk kantong backpacker seperti aku ini. Semua aku rencanakan setelah sampai di kamar penginapan mulai dari tempat dan efisiensi waktu tempuh, maklum aku hanya di jogja satu hari saja jadi aku harus pintar bagi waktu ketempat yang akan aku tuju, banyak sebenarnya tujuan wisata tapi jarak tempuh yang begitu jauh dari kota  mengurungkan niat untuk kesana, hanya wisata kota saja yang aku kunjungi serta mencari ilmu dari yang aku tuju.

            Hari telah pagi satelah semalaman aku merencanakan tempat dan mengambil keraton,tugu,benteng vrendeburg,malioboro, dan musium kreta kencana. karna hanya wisata itu saja yang berada di dalam kota jogjakarta, jam 10:00 aku memulai semuanya dengan tas carrier berisi baju ganti aku melangkah ke keraton yang gak begitu jauh dari tempat aku menginap, jarak tempuh yang berkisar 3 KM membuat perjalanan tersa ringan karna di jalan aku dibarengai carut marutnya kota disisi lalulintasnya.
 
        Sesampai di keraton jogja aku bertemu bapak.Budi beliau adalah guide di kraton jogjakarta, banyak ilmu aku dapat dari beliau yang sudah 30 tahun lebih di keraton dan usia beliau sudah menganjak 63 tahun. Beliau bercerita tentang keraton dari aku masuk di bangsal pagelaran, bangsal dimana tempat tertunjukan tari dan beragam seni ditampilkan disini yang ada 4 kali dalam 1 tahun, terakhir kemarin saat menggelar acara maulid nabi. sisi kanan dan kiri adalah bangsal pandengan untuk sri sultan melihat geladi resik dan persiapan-persiapan. Kemudian berjalan di sisi sebelah timur ada patung-patung yang berpakaian lengkap ala prajurit kraton dan para abdi dalem, ini disebut tempat peragaan busana, ada dua tempat peragaan busana di keraton selain untuk perajurit ada pula peragaan busana tetesan,sunatan, dan pondongan di satu tempat yang ada disebelah barat.

          Cerita p.budi tidak sampai disitu saja, kami kemudian berjalan ke bangsal siti inggil yang artinya siti adalah tanah dan inggil adalah tinggi, itu karna ini kedaton/tempat srisultan bertempat untuk menemui rakyatnya. Memasuki gerbang ada dua patung yang duduk di sisi kanan dan kiri (bangsal pacikran), patung ini berbeda padahal semula aku anggap sama, p.budi bercerita kedua patung ini adalah algojo keraton jogjakarta, di sebelah kanan adalah patung singo menggolo yang bertugas memotong leher tahanan yang dinyatakan bersalah sedangkan patung yang punya cirikhas kumis ini bernama marto mulud, tugasnya memotong tangan bagi siapa yang dinyatakan bersalah telah mencuri.


         Menaiki tangga menuju siti ingil ada tempat yang disebut bangsal carub agung, bangsal ini dahulu berfungsi untuk pemberitahu rakyat tentang kebijakan yang diambil srisultan, suara yang dilucapkan dengan lantang akan menggema ditempat ini dan terdengar hingga alun-alun yang berjarak 200 meter, dari tempat ini kita bisa melihat garis lurus jalan malioboro hingga gunung merapi. Di pintu masuk bertuliskan sampean dalem ingkang sinuwun hamungkubuono engkang delapan dengan aksara jawa yang timbul di atas tembok pintu masuk dan gambar bintang pada langit-langit yang punya sudut delapan, ini untuk menghormati sri sultan yang ke delapan karna beliau yang mengubah keraton, dari tiang penyangga yang semula adalah bambu diganti dengan tiang cor yang punya relif tiga agama, hijau untuk islam, teratai merah muda untuk budha, dan biru untuk hindu.


         Pada bagian siti inggil ada dua bangsal  lagi yakni bangsal kori, bangsal ini untuk tempat para rakyat menunggu panggilan dari sri sultan untuk menceritakan keluh kesah dan masalahnya. kami kemudian berkeliling siti inggil yang disini ada cikal bakal universitas gajah mada, ada empat bangunan di sisi siti inggil yang berfungsi sebagai universitas gajah mada dari tahun 1765-1985 kemudian di pindah ke bulak sumur yang masih tanah kraton.

          Di akhir perjalanan p.budi menambahkan kalau jumlah bringin, tiang penyangga di siti inggil dan bangsal pagelaran memiliki jumlah yang sama yaitu 63 buah, di adopsi dari usia nabi Muhammad SAW. ada pertanyaan yang saya ajukan pada p.budi tentang sri sultan hamungkubuono ke III yang berpakaian beda dari sri sultan yang lain, pada lukisan yang terpampang beliau menggunakan pakaian ala belanda, pak.budi menjelaskan kalau keraton jogja adalah adik dari keraton solo dimana dulu solo tidak mau dengan adanya belanda dan kemudian membabat alas bringin membuat keraton sendiri yaitu kraton jogja.

          Aku di antar ke musium kreta kencana disini saya diperkenalkan oleh p.agus beliau juga guide di musium ini, beliau bercerita tentang berbagai perlengkapan prajurit, lambang yang berbeda dari sri sultan I sampai VIII kemudian berganti yang sekarang kita banyak ketahui itu, dan kegunaan kreta  yang ada di musium, rata-rata kreta buatan belanda tapi ada juga kreta yang di buat jerman dan jogja, salah satunya kreta ambulan/kreta jenazah yang bernama kreta roto prayugo dibuat tahun 1938 kreta ini hanya dukali dipakai saat sri sultan meninggal yakni sri sultan ke VIII, dan sri sultan ke IX. Kreta-kreta di musium ini ada pula yang masih berfungsi salah satunya kreta yang paling megah dan isimewah yang disebut kreta kencana, dari kreta yang ada bisa di simpulkan memang benar dulu kalau jogja mengakui belanda.

          Perjalanan keraton saya sudahi mengambil cerita dari kata perkata yang di ceritakan oleh guide yang saya temui, kemudian aku berjalan ke benteng dan malioboro sedikit yang saya ketahui dari benteng vredeburg ini karna tak ada guide yang memberi cerita hanya dua patung yang  saya lihat berdiri kokoh di halaman dalam benteng, yaitu patung pahlawan JENDRAL SOEDIRMAN disisi kiri dan pahlawan LETJEN OERIP SOEMOHARDJO di sisi kanan. serta ada tiga meriam yang ada di taman benteng. kemudian aku berjalan di malioboro jalan yang tak pernah mati dari kesibukan masyarakat, ada beberapa pagelaran musik jalanan mewarnai jalan malioboro serta angkringan dan parkiran yang penuh dengan motor.

Hem....aku masih beta di jogja,dan aku putuskan untuk bermalam sehari lagi mumpung teman dari bandung juga ada di jogja sebelum aku lanjut ke kota magelang esok hari.























4 komentar:

Unknown mengatakan...

ada juga yg bikin artikel soal seluk beluk kota jogja :D
nice post..

btw, folbek blog gue ya bro? thanks :)

Unknown mengatakan...

iya mas mumpung di jogja

Niken Kusumowardhani mengatakan...

Jogjaaaaaa...! Kangen bapak ibu... hiks...
hayoo.. tanggung jawab...! Aku jadi kangen bapak ibuuuu...

Unknown mengatakan...

hahaha...ampun mbk gak ada maksudt :)
yowez ndang balik bapak lan ibuk nunggu...xixixi

Posting Komentar