31 Jan 2013 | By: Unknown

Langkah ku di magelang

            Magelang, ini adalah kota tujuan aku setelah kota jogja karna di magelang sudah ada teman lama di dunia maya yang baru akan aku temui, sebelumnya sudah komunikasi dan sepakat ketemu di terminal Muntilan atau terminal Drs.Prajitno, terminal ini diresmikan tanggal 19 agustus 1989 oleh bupati magelang Mohammad Solihin, wah jadi tersanjung karna nama bupatinya sama dengan nama aku...hehe :)
Sesampai di termial jam 12:00 wib, berteatan Zaik (teman aku) sudah sedang istirahat kerja yang lansung menjemput dan kembali ketempat kerja. Tak mau mengganggu zaik, aku beragkat ke borobudur yang tak jauh dari tempat zaik bekerja sambil menunggu jam pulang kerja zaik.

          Kali ini kedua kali aku menginjakan kaki di candi borobudur yang sebelumnya aku besama teman kerja dua thun yang lalu, menurut sejarah nama candi borobudur berasal dari gabungan kata Boro dan Budur, Boro berasal dari kata Sangsekerta berarti “ Vihara” yang berarti komplek Candi dan Bihara atau juga asrama ( Menurut Purwacaraka Dan Stuten Herm ) sedangkan Budur dalam bahasa Bali “ Bedudur” yang artinya di Atas. Jadi nama Borobudur berarti asrama atau bahasa ( Komplek Candi ) yang terletak di atas bukit.Candi yang dibangun sekitar tahun 800 sebelum masehi atau abad ke 9 ini dibangun pada masa kejayaan dinasti dinasti yang dimana saat itu dibangun oleh pengikut Buddha Mahayana.

           Kemegahan candi borobudr membuat aku takjub akan orang-orang yang bisa membangun bangunan sebesar dan megah padahal kita tahu pada jaman itu belum ada alat berat yang bisa memindahkan batu besar dengan mudah seperti sekarang meski aku lebih takjub dengan bangunan candi prambanan ang menjulang tinggi. Sebelum memasuki candi borobudur aku di sajikan dengan candi mendut, candi ini memang tidak sebesar dan semegah candi borobudur tetapi candi mendut jelas berumur lebih tua dan dianggap bertuah oleh sebagian orang, candi bercorak buddha ini dibangun oleh Raja Indra dari wangsa Syailendra dan lokasinya berada di posisi paling timur garis lurus utara ke selatan dari tiga rangkaian percandian di kawasan mungkid, yaitu borobudur, pawon, dan mendut.

           Sepulang aku dari candi borobudur terlihat turis asing berjalan dari rumah ke rumah dengan wajah bingung dan sesekali melihat jam di tangan kanannya, sembari berjalan aku sedikit mendekat karna ingin tahu apa yang dia lakukan. Tak lama kemudian dia memanggil saat aku mendahuluinya, aku tak begitu paham dengan bahasa yang digunakan, dia menggunaan tiga bahasa kadang inggris,mandarin dan sedikt indonesia sambil memperlihatkan HP yang dia pegang. Aku mungkin dia sedang menawarkan HP itu pada ku (dalam pikiranku), kemudian aku sambut dengan "how much?" dia mengacungkan tangan telunjuk dan lima jarinya (1,5 juta).

           Kondisi aku yang pas-pasan aku mengetik di layar HP (Hand Phone) terebut dengan angka 500 karna kami hanya bisa berbahasa lewat simbol dan gerakan, turis kemudian bekata up..up..up degan menggerakan kedua tagannya yang kemudian mengetik angka 700 aku hanya geleng-geleng karna tak ada uang itu saja hitung-hitung membantu. Setelah melihat kembal jam tangan dia berucap dengan nada pelan dan belibet "thirty minutes the plane take off " lalu menerima tawaran dan kemudian bergegas naik taxi.

            Aku yang tak begitu mengikuti perkembangan gadget langsung memuskan ke dalam tas kecil, sesampai tempat zaik baru aku lihat tipe sambil mencari harga di mbah google tak di sangka HP itu bernlai 3.5 juta sontak aku kaget dan senang dan mudamudahan turis yang tadi tidak ketinggalan pesawat, entah kenapa dia menjual HP miliknya aku berangapan dia kecopetan.Ya, mungkin ini keberuntunga aku atau aku salah ambil keputusan, yang jelas aku sekarang harus lebih hemat akibat kejadian itu.

Kembali ke magelang..

             Magelang kota dengan julukan kota sejuta bunga, hal itu tertulis pada papan di atas tower milik PDAM (Prusahaan Daerah Air Minum) yang ada di alun-alun kota, di alun-alun kota magelang juga ada patung pahlawan menunggangi kuda putih dan mengenakan jubah menunjuk kearah jalan raya dengan gagahnya, seperti monument yang lain pada marmer di dekat patung terukir nama Pangeran Diponegoro. patung pahlawan ini adalah salah satu icon kota magelang dan ada yang unik di kota ini tentang tata kota yang berbeda dengan kota lain, yaitu pusat pemeritahan daerah ulai dari kantor bupati hingga polres berada jauh dari perkotaan (alun-alun), itu aku sadari ketika beranjak dari kota magelang untuk menuju ke kota wonosobo yang melewati komplek perkantoran pemerintah daerah. Ini seklumit cerita tentang langah ku di magelang (kota sejuta bunga).


Magelang
           
Borobudur

Puncak Borobudur





# info sejarah candi borobudur & candi mendut dari http://yogyes.com

2 komentar:

Jaswan mengatakan...

wah jadi penasaran sama HPnya aku.

Kalau pulang bawaen ke Sekret ya

Dan ku tunggu ceritamu selama jogja magelang hingga came back ke jember ya

hati hati

Unknown mengatakan...

hahaha...HP nya galaxy s3 mini mas.
keluaran baru :)

nnanti tak berbagi cerita, sekarang aku di dieng besok ke puncak sikunir. :)

Posting Komentar