14 Feb 2014 | By: Unknown

Dadi Wiryawan

Foto : Vj Lie
Namanya Dadi Wiryawan namun biasa di panggil Pakde oleh sahabat termasuk saya.  Saya mengenal Pakde baru beberapa bulan, berawal dari pertemanan lewat sosial media Face Book (FB) saya mulai mengerti Pakde dan cerita-certia dari teman teman sesama backpacker.

Pakde Dadi lahir di Yogyakarta 11 November 1957 dari pasangan Bpk.Soekarno dan Ibu.Sumijah. Pakde adalah anak pertama dari empat bersaudara, dua laki-laki dan dua perempuan. Adik Pakde bernama Saparti Septi Asih, Purwanti Warni  Asih, dan Budi Wiyono. Lahir dan besar di lingkuan  keluarga seniman tidak membuat pakde kemudian terjun dalam dunia seni. Pakde lebih memilih bersingguan dengan alam raya, fotografi, dan sejarah.

Saat ini Pakde berkunjung ke kota kecil Jember, Jawa Timur. Kunjungan pakde ke kota kecil ini sudah yang ke enam kalinya, Pakde  pada saya menceritakan tentang banyak hal begitu juga tentang pertama kalinya pakde tertarik untuk mencintai alam ini.

"Saya itu suka dengan alam saat duduk di bangku SMP Negeri 1 Wonosari, Gunung Kidul, DIY karena waktu itu saya ikut Pramuka, dan ikut menjadi anggota Jambore Penggalang yang pertama kali di Indonesia, waktu itu ada di Cibubur, Jakarta"

Keren...

"SMA saya tahun 1974, saya menempuh pendidikan di SMA Negeri 1 Wonosari, Gunung Kidul, DIY. Sempat kuliah di UGM empat semester tapi berakhir dengan Drop Out (DO)."

Aku tertawa ketika pakde mengatakan DO lantaran hobi suka jalan-jalannya.

Pakde memutuskan untuk bekerja setelah DO dengan memulai karier di Bank Rakyat Indonesia (BRI) Katamso, Yogyakarta dengan jabatan awal Teller Tabanas pada tahun 1981. Pakde saat masih bekerja mulai kembali kuliah, kali ini Pakde mengambil jurusan hukum. Siti Hardono Anis Setianingsih adalah wanita yang dapat memikat hati pakde, perkenalan berawal ketika pakde kuliah di UGM yang memutuskan untuk menikah di tanggal 31 Maret 1983. Pernikahan Pakde di karuniai dua anak laki-laki bernama Muhammad Juhrisal Stiawan dan anak kedua Yuriski Khusnul Yakin.

Anak pertama Pakde (wawan) sudah menikah dengan seorang gadis keturunan batak bernama Novi Lena Sari Siagian, dan sudah dikaruniai dua anak bernama Alviano Stiawan dan Abi Al Bukhori. Anak kedua Pakde saat ini sedang menempuh kuliah di Sospol Komunikasi UPN semester akhir.

Kemudian saya bertanya tentang Bude atau istri dari Pakde Dadi.

"Istri saya meningal usia 52 tahun di tanggal 15 Januari 2011 karena sakit kangker payudara, ini membuat saya mudah mengingatnya karena saya sebut Malari (mala petaka 15 Januari)."

Pembicaraan saya alihkan pada obrolan ringan untuk menbuat suasana lebih cair.

Pakde pensiun di usia 56 tahun dengan jabatan kahir sebagai Supervisor, pakde menikati pensiunnya dengan berjalan-jalan. Mengunjungi kota-kota yang ada di Indonesia untuk menyalurkan hobinya lebih dari itu adalah menjalin persaudaraan lewat hobinya. Kota yang membuat pakde kagum adalah Ternate dan Surabaya, sebab kedua kota ini memikat Pakde dari sisi sejarah, kerena Pakde juga termasuk orang yang suka dengan sejarah.

Diakhir obrolan saya dengan pakde, aku bertanya pada Pakde.
Apa yang mau ditunjukan oleh seorang Dadi Wiryawan dengan hobi jalan-jalannya?

"Bahwa hidup selaras dengan alam itu baik, ini saya tularkan pada anak-anak saya. Kebahagian tersendiri dari saya saat ini, ketika anak saya mulai mau saya ajak jalan-jalan, karena lewat jalan-jalan cara yang mudah membuat dia mulai mencintai alam." ucap pakde padaku di akhir obrolan kami.

Pakde Dadi memberiku banyak pelajaran hidup, diusianya yang mulai berjalan 57 tahun pakde masih melakukan aktifitas jalan-jalan ke hutan dan sesekali Pakde naik gunung.

Salut sama Pakde Dadi.

2 komentar:

Jemberian Traveler mengatakan...

Baru iseng-iseng baca blog iki. Kesengsem sama gaya bahasane koyok jurnalis yang menulis portofolio orang lain. Essip tenan. Aaron

Unknown mengatakan...

hahahaha.... iso ae rek.
aku sek ajar nulis gaya koyok ngene :)

Posting Komentar