Foto : vj lie |
Semalam sedikit berbeda dari malam kemarin yang aku habiskan dengan segelas kopi dan monitor kotak. Semalam aku mencoba tempat baru yang menarik untuk di kunjungi, dengan suasana santai yang ada di bawah hiruk pikuk kota. Ya, dibawah. Dibawah jembatan Mastrip tepatnya, jembatan yang mempunyai sejarah indah, sejarah kebersamaan masyarakat Jember. Dahulu jembatan ini di bangun ketika kepemimpinan bupati jember yang bernama Pak Djarwo, yang pada awal pembangunannya tahun 1961 dan selesai pada tahun 1976.
Jembatan yang dahulu dikenal dengan jembatan botol ini memang dibangun dari kebersamaan masyarakat Jember atas hibauan Bupati untuk mengumpulkan buah kelapa dan botol-botol kosong, kemudian dijual. Hasil penjualan tersebut digunakan untuk dana pembangunan jembatan. Jembatan ini sekarang dikenal dengan jembatan mastrip.
Kolong jembatan ini yang kemudian disulap menjadi warung kopi bernuansa santai walau diatas kolong begitu banyak mobil dan motor bersliweran. Aku bersama mbk Prit, Putri, Angga, Anggar dan adik Putri cukup lama, hanya sekedar nyeruput kopi dan berceloteh. Kopi yang ditawarkan begitu beragam begitu juga dengan juss buahnya, ada pula gorengan weci dan tepe. Harga kopi disini juga cukup murah mulai dari Rp.2500 (kopi tubruk) sampai dengan Rp.5000.
Jembatan yang dahulu dikenal dengan jembatan botol ini memang dibangun dari kebersamaan masyarakat Jember atas hibauan Bupati untuk mengumpulkan buah kelapa dan botol-botol kosong, kemudian dijual. Hasil penjualan tersebut digunakan untuk dana pembangunan jembatan. Jembatan ini sekarang dikenal dengan jembatan mastrip.
Kolong jembatan ini yang kemudian disulap menjadi warung kopi bernuansa santai walau diatas kolong begitu banyak mobil dan motor bersliweran. Aku bersama mbk Prit, Putri, Angga, Anggar dan adik Putri cukup lama, hanya sekedar nyeruput kopi dan berceloteh. Kopi yang ditawarkan begitu beragam begitu juga dengan juss buahnya, ada pula gorengan weci dan tepe. Harga kopi disini juga cukup murah mulai dari Rp.2500 (kopi tubruk) sampai dengan Rp.5000.
foto : vj lie |
Lokasi yang mudah dijangkau ini membuat bangku-bangku, dan amben semakin malam semakin ramai. Tidak jarang orang kecewa karena tidak kebagian tempat duduk, dan beranjak ketempat lain. Malam semakin larut saja, tak terasa sudah tiga jam kami ngobrol ngalor-ngidul di meja bundar bawah jembatan yang menurut ku keren. Buat temen-temen gak ada salahnya mencoba ngopi di Kopi Kolong, sembari mengenal kota kecil Jember lewat seduhan kopi panasnya.
1 komentar:
keren fotonya, keren tempatnya, keren juga orangnya :D
Posting Komentar