![]() |
Sandi, Arul, Vj lie (aku) |
Sebenarnya aku punya pantangan saat berkunjung ke Bali, dan pantangan itu aku langgar, yakni menumpang kapal pada malam hari. Padahal aku sudah taruma dengan perjalanan malam dengan menumpang kapal, karn pasti mual alias mabuk laut. dan itu terjadi saat menyebrang dari ketapang ke gilimanuk, gak enak banget rasanya saat itu, tapi apamaudikata aku harus kuat untuk mendampingi temanku yang dari Bandung dan Cirebon ini.
Denpasar di pagi hari menyegarkan kembali tentang keingainan kami bertiga untuk berjalan menyusuri pulau yang ada di timur pulau.jawa, saat itu hari raya kuningan kurang satu hari lagi rangkaian persiapan menjadikan banyak sesajen dan wangi dupa dietiap pertigaan, gerbang-gerbang rumah, serta pura yang kami lewati.
Keruatan dahi Arul mewarnai perjalanan entah apa yang dia fikirkan saat itu ketika seekor penjaga jalan menggonggong tidah jauh dari kami berjalan, mungkin dia takut dengan suasana ditambah corak berbeda dari kampung halamannya tapi itu fikirku. Berbeda dengan Sandiana yang masih penasaran dengan Bali, dimatanya Bali adalah tempat yang indah dan itu perlu dia kunjungi setiap jengkalnya.
Hari berganti tiba saatnya berjalan menggunakan motor pinjaman dari saudara untuk berkunjung di berbagai tempat di pulau ini bertiga dengan dua motor, terik membakar apal jalanan dan membuat mata panas saat melajukan kendaraan pinjaman ini, kami bertigapun berhenti sejenak di pantai sanur melihat dan berfoto bersama. Kerut dahi itu tak terlihat lagi di wajah arul dan senyum keluar di wajah sandi yang merasa bangga menginjakan kaki di pasir pantai sanur meski cuman sebentar.
Mampir kepasar Sukowati setelah pantai sanur, disini kami bertiga mencari pernak pernik untuk oleh-oleh dengan harga yang bisa ditawar dan itupun masih aja tergolong mahal. Praktek tawar menawar kami tak sebagus teori yang kami punya waktu itu, yasudahlah kami harus lanjut berjalan ketempat yang kami bisa datangi dengan waktu yang ada, Ubud yang menjadi tujuan brikutnya meski kami tak berhenti untuk melihat lukisan dari seniman ubud atau berfoto ditugu-tugu gerbang pura yang berdiri kokoh dengan wara merah bata.
Sore menjadikan siang menggeser matahari ke ufuk barat waktu itu kami telah ada di tanah lot, prosesi upacara kuningan kami saksikan dengan pernik patung yang dipikul dibahu-bahu beberapa peserta upacara yang mengenakan baju putih dan para wanita membawa sesajen yang diletakkan dipinggul, ada juga yang diatas kepalanya. Suasana sangat hikmat waktu upacara kuniangan dengan bunyi-bunyian khas Bali.
Wajah kami bertiga beragam, aku menikmati suasana karna keteguhan keyakinan yang dianut, sandi dengan wajah asrinya, menebar senyum sambil berfoto-foto narsis lewat smartphone miliknya meski saat itu kecewa karena penolakan dia dapat dari salah satu turis mancanegara untuk berfoto bareng. Arul kembali mengerutkan dahi melihat berbagai patung yang diusung peserta upacara, tapi saat itu aku tak ingin menggangu arul. matahari telah terbenam dengan nuansa senja yang menawan sore ini, kami bertigapun bergegas pulang ketempat saudara di bilangan Denpasar.
Malam itu arul bersuara setelah kami makan, dia ingan besok harinya bergegas pulang ke jember dengan satu alasan "takut". Ya.takut, itulah alasan arul ingin meninggalkan Bali cepat-cepat, yang masih menyimpan tempat-tempat eksotik lainya, tak banyak yang arul bagi malam itu dia hanya merasa tak nyaman dengan suasana. Keesokan harinya kami bertiga pulang ke Jember dengan prasaan yang berbeda-beda, sandi yang masih ingin berpetualang, arul merasa sedikit lega dengan keadaan ini, dan aku merasa lega setelah mengajak sahabat-sahabat menyusuri pulau dewata walau tak sepenuhnya kami singgahi.
Saat menuju kota kecil Jember, saat kami bertiga ada di kapal veri, dan saat itu pula arul sedikit berbagi ketika veri sudah bergerak meninggalkan pulau dewata secara perlahan. Arul menceritakan kanapa dia takut dengan suasana Bali yang menurut dia mencekam karna harum wewangian kembang dan dupa, ditambah suara gonggongan penjaga jalan. Suasana itu membuat arul takut serta tak ingin lagi menginjakan kaki dipulau ini, meski telah beberapa kali aku bujuk dengan biaya gratis diapun tak mau. ya itulah sedikit cerita parjalanan kami bertiga di tanah Bali.
POSTINGAN PENUH RASA SYUKUR INI UNTUK MEMERIAHKAN SYUKURAN RAME RAME MAMA CALVIN, LITTLE DIJA DAN ACACICU
![]() | |
syukuran rame-rame |