6 Nov 2013 | By: Unknown

Cerita ABG


Cerita ABG
Cerita ABG, berawal dari kemacetan kota Jember di sore hari, saat aku sudah lelah setelah beraktifitas seharian. Perjalanan yang aku harapkan santai dan penuh dengan rasa damai berubah menjadi kesal dan Aku Bisa Gila akibat macet yang begitu panjang karena aktifitas pasar yang memakan badan jalan.

Aku Bisa Gila kalau aku hanya menggerutu akibat kemacetan jalan yang panjang seperti ular ini. Sepanjang jalan terlihat begitu banyak orang yang mulai kesal dengan kemacetan itu, sepertinya dia punya Cerita ABG juga sama sepertiku yang sedang kesal dengan kemacetan ini. Beberapa ibu-ibu berjalan beriringan membawa bakul diatas kepalanya, dan gadis-gadis ABG menenteng belanjaannya dari sebuah mall..

Aku Bisa Gila jika setiap hari aku merasakan kemacetan yang begitu panjang ini, disetiap pulang kerja. Mungkin lain kali aku kan menggunakan jalan lain untuk menuju rumah meski harus berputar di beberapa gang. Sembari berdoa melihat Gadis ABG yang sedang santai duduk-duduk di pelataran rumahnya, kayaknya itu jadi pemandangan menarik diperjalanan nanti.




"Artikel ini turut mendukung gerakan PKK Warung Blogger"
4 Nov 2013 | By: Unknown

Capung

ilustrator : M. Afwan
     Sedikit-sedikit Capung, sedikit-sedikit Capung, Capung kok cuman sedikit.

     Dahulu ketika aku masih kecil, sekecil pengetahunku tentang capung. Aku kira capung hanya hewan kecil yang tidak punya arti. Sepulang sekolah, aku bermain menangkap capung dengan wadah pastik putih. Aku kumpulkan sebanyak aku bisa, seperti kompetisi saja kala itu. Aku bersama temanku menangkap dan menagkap, tapna harus tahu buat apa nantinya jika sudah aku tangkap.

Warna-warni capung menjadikan Vj kecil begitu bersemangat menagkapnya, terkadang sampai lupa dengan makan siang. Masih aku ingat saat itu, ada capung yang sulit aku tangkap dengan tangan kosong. capung yang berwana hijau dengan sikapyang selalu waspada, seperti tentara. Ya, capung itu biasa aku sebut dengan Capung Tentara. Dia sulit untuk aku dekati namun dengan kecerdikan, aku bisa menangkapnya dengan umpan capung yang lebih kecil dari capung tentara.

Pekarangan rumah menjadi tempat favorit menagkap capung, rumput hijau dan pagar dari tanaman tetean menjadi tempat capung kecil maupun besar berkumpul. Mereka bertengger di rumput yang rendah namun terkadang dia gak sungkan untuk menclok diranting bambu yang tinggi. Nyayian (kleng dudukleng mburimu ono maling) sering aku alunkan berkali-kali saat temanku sedang berancang-ancang menagkap capung.

Sekarang baru aku mengerti, keberadaan capung sangat ada kaitannya dengan air bersih ditempat itu. Dipekarangan rumah sekarang yang sering aku lihat hanya capung Tentara dan capung memean. Saat senja aku melihat capung putih yang terbang begitu cepat, dengan terbang tanpa henti di atas Sumur. Aku sedikit tersenyum ketika anak-anak kecil tidak lagi berminat untuk menagkap capung, tapi aku juga sedih karena berkurangnya capung brarti berkurang juga air bersih ditempatku tinggal.

Perubahan yang tidak baik sedang terjadi tanpa kita sadari, capung-capung mulai menghilang ketika kita sedang asyik membangaun pondasi gedung dengan merusak pori-pori aliran air bersih didalam tanah. Ketidak tahuan membuat kita tidak menyadari jika capung ada keterkaitan erat dengan adanya air bersih. Bukan salah orang yang tidak tahu tapi salah kita yang tahu tentang itu tidak memberi pengetahuannya pada mereka yang tidak tahu. Sedikit menyisipkan tentang pentingnya capung dalam celotehan kita di Warung Kopi mungkin akan bermanfaat untuk kehidupan selanjutnya.
Capung Tentara