31 Okt 2013 | By: Unknown

Gorden Jember

Bali Mahkota Gorden

     Tentang sebuah usaha yang digeluti salah satu sahabatku dia biasa aku panggil pak.Bali. Usaha ini bergerak di bidang interior dan gorden atau biasa orang jember biasa mengatakan korden/selambu. Tadi pagi menjelang siang aku mampir ditoko miliknya yang terletak di jl.kenanga no.58 Jember. Perbincangan ngalor ngidul begitu mewarnai acara ngopi bareng kami, sesekali p.bali ikut melayani pelanggannya sekaligus membantu karyawati yang bertugas sebagai pramuniaga merangkap kasir.

     Sesaat saya ditinggal melayani pelanggan, saya melihat beberapa katalog yang memuat begitu banyak desain interior dan gorden. Mulai dari interior dan gorden rumah, kantor, hingga hotel ada dalam katalog miliknya. Saya yang masih awam dalam desain interior memerhatikan pak.Bali begitu telaten melayani pelanggan yang bertanya tentang perpaduan warna dan desain gorden yang cocok untuk rumah bergaya minimalis.

     Gorden yang di pamerkan ditoko juga beragam, bisa menarik minat pelangggan untuk berkunjung dan melihat-lihat desain yang cocok untuk rumahnya. pak.Bali yang begitu cekatan menginspirasiku untuk bekerja keras dalam sebuah usaha dalam bidang apapun, dengan kunci suksesnya berusaha, jujur, pelayanan, dan doa.

     Pak.Bali sedikit membagi cerita tentang pengalamannya saat melayani pelanggan di luar kota Jember, ketika itu di daerah Besuki. Beliau ketika itu memenuhi undangan untuk mengukur keperluan barang yang akan dipasang dipelanggan barunya, salah satu prusahaan BUMN. Ketika itu setelah diukur keperluan bahanya ternyata pembeliannya tidak jadi. Kecewa, iya. Namun pak.Bali tidak berhenti disana, sepanjang perjalanan ia menawarkan produck yang dia punya pada kantor-kantor dan penginapan.

     Pengalaman seperti itu menjadi pengalaman yang baik menurutnya, karna dari hal itu pak.Bali lewat CV.Bali Mahkota Gorden miliknya menjadi dikenal oleh kantor-kantor dan hotel/penginapan di daerah Besuki. Penawaran atau sekedar bertanya sudah biasa dialami namun beliau tetap ramah melayani pelanggan-pelanggannya, karena itu adalah bagian dari service yang harus dipegang terus demi sebuah kepuasan pelanggan.

     Walaupun kantor dan toko Bali Mahkota Gorden (BMG) ada dikota Jember, tidak menjadikan sebuah usaha ini berhenti diwilayah Jember saja. BMG juga melayani pelanggannya diluar kota jember, untuk keperluan interior dan Gorden perkantoran, Hotel, maupun Rumah pribadi.

CV. Bali Mahkota Gorden bisa dikunjungi di
Jalan : Kenanga No.58 Jember - Jatim
Tlpn : 0331 - 313 3335 / 0331 - 343 3335
HP : 081 333 333 8220 / 081 333 333 821
FB : Bali Mahkota Gorden
gorden jember



sedikit koleksi gorden

Gorden

30 Okt 2013 | By: Unknown

Fitri Apriyani

doc: pribadi......Fitri Apriyani
     Hallo fitri gimana kabar kamu sekarang? apa masih dengan jaket kunig hitam yang aku lihat pertamakali di ijen saat aku mengenalmu. Kala itu mataku masih merah karna asap belerang dan tak tidur semalaman demi melihat keagungan sang pencipta yang ditorehkan lewat api biru Ijen. Pagi yang masih dini itu aku berjalan menyusuri anak tangga dengan asap belerang yang begitu pekat. Senter anti kabut punyaku tak bisa menembus, hingga beberapa kali aku harus masuk kejalan yang salah.

     Malam yang melelahkan, saat aku sudah berada dibawah. Dekat dengan sumber api biru dimana penambang belerang menggunakan linggis untuk mengambail belerang yang sudah siap ditambang. Mata ini perih, tenggorokaku juga tersa sangat kering dan susah bernafas. Setelah sekian menit aku berada dibawah lalu berjalan kembali menuju puncak gunung ijen, aku diberitahu sama mas.Daniel yang mengatakan rombongan dari Surabaya juga diIjen saat ini.

     Kelelahanku masih belum mengalahkan rasa penasaran tentang belerang dengan cetakan-cetakan kecil nan imut itu. Beberapa kali kamera ini aku arahkan kesudut belerang dan memotretmu tanpa disengaja. Aku kira kau bukan rombongan dari Surabaya itu sebab kau tak nampak bareng dengan lelaki berjaket ala anak motor itu. Iya, agus bolang.

     Pesta pendakian Ijenpun selesai dan aku bersama sahabat turun begitu juga denganmu, perencanan yang tersusun rapi akan berlanjut ke Pulau Merah mulai berjalan meski waktu itu rombonganku tak beriringan berjalan dengan rombonganmu. Aku yang tak tahu jalan sama sekali menuju Pulau Merah hanya bisa manut dengan sangpunggawa jalanku, mata yang semakin redup terterpa angin membuat aku bersama teman yang lain mampir diSPBU untuk sejenak beristirahat.

     Pulau merah yang merona dengan sunsetnya menggodaku untuk memotret dan menunggu kedatangan rombonganmu. Senjapun lengser dan berganti dengan malam, disaat itu kau bersama rombongan tiba. Tanpa banyak celoteh panjang semua terpejam dengan iringan suara angin dan ombak pantai Pulau merah hingga sangsurya memancarkan warna oranye dilangit biru.

     Keinginan yang masih ingin melihat pantai lain membuat aku dan sahabat gabung dengan rombonganmu, setelah mie goreng dan minuman hangat buatanmu aku habiskan disaat itu juga aku masih gak hafal dengan namamu, yang kuhafal adalah jaket kuning itu penanda kalau kau sekarang satu rombongan denganku. Sedikit papan pengarah jalan menjadikan rombongan kami masuk pantai yang salah, saat itu baru aku maulai tau kalau kau tak banyak bicara. Sedikit lemparan senyum dan sepertinya itu sinis buatku. Ah, entahlah aku tak mau berburuk sangka dengan semua itu, yang jelas kau sekarang temanku.

     Waktu berjalan beriringan putaran jam, akupun lebih mengenal sosok mu dan menuliskan di otak kiriku nama Fitri. Ternyata mengenalmu lewat sosial media lebih tahu banyak tanpa harus bertanya langsung darimana dan siapa nama panjangmu. Kudengar kau dan teman sehobi mau ke curah macan dengan misi sosial, akupun menyambut hal itu dengan berencana kesana juga. Namun aku hanya sebagai pemandu sorak untuk meramaikan suasana, dan disitu baru aku mengenal sosok aslimu, ya dengan sapaan riang menyebut nama "vj......" dalam suasana surup, Teguran itu sontak membuat aku kaget "lho kok gak pendiam lagi nie orang".

      Hem.... Mau nulis apa lagi ini, ya sudahlah aku akhiri saja meski tak ketemu inti dari tulisan ini apa, karna aku bukan sastrawan atau pujangga yang pandai merangkai kata. Asek....

Kalau Nikah jangan lupa Undang-Undang aku ya FIT :)